Quantcast
Channel: Cerita Seks – Arena Post
Viewing all articles
Browse latest Browse all 243

Cerita Seks Dewasa IGO Gatelnya Vaginaku

$
0
0

Cerita Seks Dewasa IGO Gatelnya Vaginaku

Cerita Seks Dewasa IGO Gatelnya Vaginaku – Semenjak kepergian suamiku 4 tahun yg lalu, aku harus menanggung beban keluarga seorang diri. Betapa repotnya mengurus kedua anakku yg masih kecil-kecil, sementara aku harus bekerja mencari nafkah. Sedangkan keluarga dari mendiang suamiku acah tak acuh. Namun semua itu aku jalani dgn tabah.

Namun hal yg paling menyiksa saat umurku baru menginjak 30 tahun adalah kebutuhan batin yg sejak kepergian suami tdk pernah terpenuhi. Hal itu aku rasakan ketika bangun tidur, setiap pagi menjelang subuh gairah kewanitaanku selalu muncul. Aku sdh sekuat tenaga untuk menahan diri selama 3 tahun.

Namun pada pagi itu nafsu sekku tambah bergejolak. Putingku tegak, pingin rasnya di sentuh jari-jari pria, apalagi vaginaku gatel pengin ditusuk-tusuk penis perkasa. Aaah…, aku mendesah panjang berusaha menahan nasfu, namun sebaliknya itilku malah tambah ngaceng. Pengin rasanya susu dan vaginaku dibelai manja tangan lelaki perkasa. Putingku yg dulu sering diemut oleh mendiang suami, tambah tegang. Aaaah…, aku mendesah lagi manakala jari-jariku mengusap-usap bagian vagina sama itil.

Semakin kuat aku bertahan pada birahi yg setiap hari bergejolak, birahiku semakin kuat, aku tdk tahan, aku ingin lelaki perkasa yg mampu menuntaskan gejolak nasfu. Sementara itu anak lelakiku yg paling sulung sdh tumbuh menjadi remaja gagap dan tampan seperti ayahnya. Bila melihat postur tubuh anak sulungku, maka aku teringat pada keperkasaan mendiang suami diatas ranjang. Yaah…, dulu setiap mejelang subuh aku selalu merasakan keperkasaan penisnya menusuk-nusuk vaginaku. Bahkan ketika suami kerja malam hari, pada pagi sekitar jam 08.00 ketika anak-anak sdh berangkat sekolah selalu mengulangi dan menuntas gairah sekku.

Namun kali ini ketika anakku yg paling kecil sdh tertidur pulas, aku mendesah-desah sendiri dikamar dekat anakku yg sulung. Sengaja aku lakukan itu sambil telanjang bulat, sementara pintu kamarku aku biarkan sedikit terbuka. Hal itu sering aku lakukan selama dua minggu, supaya ada reaksi dari anakku yg sulung. Ternyata usahaku berhasil, ketika malam minggu seperti biasa ketika sikecil sdh tidur pulas, aku segera masuk kamar yg bersebelahan dgn anakku yg sdh tumbuh remaja.

Aku melirik kearah pintu yg sedikit terbuka, aku lihat anaku leleki bungsukku sedang mengintip. Untuk memancing gairah anakku, sengaja aku telanjalang bulat, dua kakiku aku buka lebar-lebar supaya vaginaku terlihat. Remang-remang lampu kamar semakin nambah gairah nafsuku. Aaah…, sambil mendesah panjang mataku melirik kearah ruang keluarga. Dari sana anakku walaupun masih malu-malu memperhatikan tingkahku yg sedang naik birahi. Kemudian aku gesar kearah pintu supaya anakku tambah jelas melihat sekujur tubuhkku yg telanjang bulat.

Usahaku berhasil, anakku mulai mendekar kearah pintu. Aku sengaja memejamkan mataku pura-pura tidur. Aku dengar langkah kaki mendekat dan masuk kekamarku. Dari sudut mataku yg sedikit kubuka, aku melihat anakku sedang memandang takjub pada bagian vaginaku yg polos tanpa sehelai jembutnpun menempel. Lalu anakku mengalihkan pandangannya pada bagian susu dan putingkku yg sdh keras, tegak pengin diremas, dibelai, dikecong. Kemudian mulai aku rasakan belaian tangan anakku pada bagian betis, paha. Aku masih terus berpura-pura tidur sambil mendengkur. Belaiannya terus merambat kebagian susu, putingku mulai dipelintir. Aaah… aku mendesah nikmata.

“Dik!! Kamu lagi ngapain.” aku pura-pura kaget dan marah.
“Habis mama tiap malam selalu berisik. Aku kaget, pengin tahu. Apa mama sedang sakit, kok telanjang begini.” Anakku agak kikuk.

Aku yg sdh birahi tinggi tdk mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Iya…, mama lagi sakit “ aku raih pegang tanganya yg masih membelai susuku.
“Tolong pijitin susu mama yg lagi sakit ya Dik ? “
“Ya mama.” Kemudian Dika mulai aktif memijit-mijit susuku.
“Dik …, putingku gatel, tolong dipijit ya.” Aku mendesah nikmat.
“Ma… Dika boleh nggak ngisep puting mama, kaya waktu masih banyi.”
“Sini, tiduran sambil ngisep puting mama.” Karena aku ijinkan, anakku tidur miring dihadapanku.

Wajah anakku tenggelam dalam dua gundukan susu yg besar dan masih padat. Aku peluk mesra tubuh anakku yg makin hangat. Sementara Dika makin tambah kuat ngisep puting susuku bagian kiri, tangan kirinya meremas susu bagian kanan. Tanganku tdk tinggal diam, membelai-belai bagian punggungnya. Sedikit demi sedikit, kancing baju Dika aku buka, aku raba dadanya sambil aku piling ujung petilnya.

“Aaaah…, mama geli mama, tp agak enakkan.” Dika mendesah, mendengus panjang.

Aku tambah semangat menggugah birahi anakku. Tanganku mulai turun sambil melepaskan semua kancing bajunya. Perutnya aku usap-usap lembut. Dika tambah menggeliat, inilah saatnya, tanganku turun melepas celananya, menyusup pada bagian penisnya yg sdh tegang, pertanda penis anakku lagi ngaceng.

“Dik susu diemut terus, aah… enak, terus…terus.” Aku mendesah nikmat sambil tangan kananku mengocok penis Dika yg tambah ngaceng.

Sementara jari-jari tangan Dika yg sebelah kanan sdh masuk dalam liang vaginaku yg makin basah. Aaah… itilku tambah cenut-cenut. Kemudian kepala Dika aku paksa turun kearah vaginaku.

“Dik… vaginaku dijilat dong.” Pintaku dgn penuh nafsu.

Dan Dikapun menuruti kemauanku, tanpa merasa jijik, mulutnya sdh melumat vaginaku. Ah…, uuuaah…aku mendesah nikmat ketika ujung lidang Dika menjilat itilku yg sebesar biji kacang tanah.

“U…ukh…aaaah, itilku…iiiitiiiiiiilku mau pecah, terus Dik hisap yg kuat.” Mulut Dika sangat kuat menghisap-hisap itilku, seluruh tubuhku gemetar melepas gejolak nafsu.

Akhirnya aku merasa lega, ketika air pejuh muncrat membasahai bibiri dan wajah di Dika.

“Dik …?” Kupanggil anakku mesara.
“Ada apa mama.” Jawab Dika sambil menyeka mulutnya yg belepotan air pejuhkku.
“Penismu besar, panjang dan keras. Pasti sangat nikmat kalau menusuk-nusuk vagina mama.” Aku menghiba minta anakku segera memasukkan penisnya dalam lubang vaginaku yg makin tambah gatel.

Dikapun melenguh panjang, ketika dua telapak tanganku meremas-remas penisnya yg besar, ngaceng tegang perkasa kaya tugu.

“Dik…, kamu merangkak diatas tubuh mama, nanti masukkan penis panjangmu kedalam belahan vaginaku yg ada lobangny, yaa….” Aku merubah posisi tubuhku teletang, sambil mengangkangkan dua pahaku lebar-lebar.

Tak lupa aku menunjukkan lobang vaginaku pada Dika anakku.

“Ya… mama, apa lobang vagina mama tdk sakit kalau ditusuk sama penisku.” Dika mengiyakan sambil menempat posisi tubuhnya bertumpu pada dua tangannya tepat diatas tubuhku.

Penisnya yg besar dan panjang sdh menyentuh belahan vaginaku, bahkan ujung celeknya yg runcing nyentul pucuk itilku yg nonjol keluar.

“Oooohhhh… seetttt…, Dik nikamt banger.” Segera dua tanganku merengkuh pantat Dika, seketika ablaslah penisnya dalam lobang vaginaku.

Bleeess…, bles…, bleesek, penis Dika masuk pelan-pelan. Bibirku meringis menahan nikmatnya sentuhan penis Dika pada dinding-dinding lobang vaginaku yg masih gatel. Akupun mengimbanginya, pantatku yg besar dan bulat aku angkat tinggi-tinggi, membiarkan batang penis anakku masuk semua tanpa sisa.

“Ma…, vaginamu cenut-cenut, ngempot penisku. Aaaah… itilmu nikmat banget sayang.” Anakku sangat bahagia menikmati empotan memetku yg masih cenut-cenut gatel.

Aku biar Dika menenggelamkan seluruh batang penisnya dalam lubang vaginaku. Sementara dua tanganku meraih ujung puting Dika, jariku mengusap-usap, aku pelintir gemas. Bibir Dika meringis, mendesis seest…, uuaah…uaaaah. Tampaknya Dika masih bodoh urusan senggama, penisnya masih terus diam tertanam dalam lobang vaginaku. Aku maklum, anakku baru pertama kali ngentot vagina.

“Diikk…, coba naik turunkan pantatmu, nanti penismu bisa keluar masuk pada vagina mama.” Perintahku dituruti Dika sambil akat turun pantatnya.
“Gini ya sayang…”
“Ya… yaa… teruuus, tusuk vaginaku, tusuk itilku, uuuh… enak banget penis besarmu, lobang celekmu nggigit pucuk itilku. Uuuuh…aaa….aaa….seeeet.” Aku meracau nikmat.

Sementara Dika tambah semangat, tambah kuat nusuk-nusuk penisnya yg besar memenuhi lobang vaginaku yg basah tambah licin.

“Sayang…, liat dong, tuh vaginamu robek, penisku keluar masuk merojok itilmu yg gatel. Liat…liat tuh.” Dika memintaku untuk melihat, akupun mengangkat kepala dan bagian punggung.

Aku liat penis panjang, aku liat vaginaku terbelah, itilku nonjo keluar. Aaaah, nikmat banget celek anakku yg masih perjaka. Aku raih lehernya, aku cium bibirnya ahhh tambah nikmat. Aku lihat penis anakku dgn perksasa menusuk-nusuk vaginaku yg sdh banjir, air pejuhkku menetes-netes membahasi kain sprei kasur. Kemudian aku dekap erat tubuh anakku, aku berbalik ngambil posisi diatas, duduk diantara dua paha Dika, sementara penisnya yg besar dan panjang masih nancap pada lubung turukku yg tambah ngaceng. Aku raih dua tangan si Dika, aku letakkan diatas dua susuku yg minta diremas, dua ujung jarinya memilin dua putingku yg tegang, keras dan tambah tegak.

“Aaauuhhh…., nikmat banget mamaku sayang. Dua susumu tambah kenceng, tambah besar. Putingmu ngaceng ya sayang…” Anak merancau, mendesih.
“Yaaa… aaakh, enak….remasanmu enak banget. Susuku…, putingku tambah ngaceng.” Aku yg posisi diatas terus naik turunkan pantat, rasanya kontok Dika tambah ngganjel.

Tusukkannya tambah kuat, aaaah… uuu tubuhku terasa ditancap benda lunak, bulat dan panjang kuat sekali.

“Diiikkkk…… penismu….oh ….uuuuuh……seeeettttt enak banget.” Pantatku terus bergoyang menikmati tusukan-tusukan penis yg sangat aku rindukan.
“Saaaayg…. aku pengin kawin sama kamu, aku kangen banget sama turukmu. Kawin sama aku yg maa….” Dika terus meracau tak karuan.
“Yaaa…. sayang, kita kawin terus…. kawini aku Diiikkkk. Aku sayang penismu, aku pengin sempro tan air pejuhmu yg masih perjaka.” Dika mengangkat punggungnya, dua tangannya memeluk pinggangku, ooooh….. seeett muluknya nyosor susuku yg membusung besar.

Ujung lidahnya terasa hangat menjilat-jilat ujung putingku. Jadinya aku dipangku si Dika tanpa melepaskan tusukkan penisnya divaginaku. Dua kakiku melingkar erat pinggang anakku, aku tdk ingin melepaskan bersatunya knontol dan vagina ini. Sampai akhirnya si Dika menelentangkan tubuhku lagi, dari atas Dika sangat giat naik turunkan tubuhnya. Sementara penisnya yg tambah ngaceng, makin keras nusuk-nusuk vaginaku dan itilku seperti mau meledak.

“Ooouuucchhhh…… aaaaacchhhh…..” Aku menjerit keras manakala itilku seperti mau lepas, sampai akhirnya cret….., creeeeeeeeeet…. cret… cret basahlah vaginaku, basahlah penis anakku karena air pejuhku muncrat sangat kenceng.
“Kamu… pipis sayang, kok basah banget penisku.”
“Yaa sayang… och….och…..setttt… ooouuugghhh. Aku kalau lagi kawinin penismu, dari dalam vaginaku keluar air pejuh, iitiii……..itttilllkuuuuuuuuuuu mau lepas sayang. Itu bukan air kencing sayang, tp air nikmatnya orang lagi kawin.”

Sementara penis Dika terus menggenjot vaginaku yg makin tambah panas. Aku yg sdh klimak, masih terus menikmati tusukan-tusukan penis Dika yg seperti memenuhi dinding-dinding lobang kawinku. Sampai akhir tubuh Dika jatuh, memeluk tubuhku. Segera akau raih bibirnya dgn bibirku, kami saling melumat, kami saling mendesah, lalu kemudian vaginaku terasa hangat, seperti ada air mengalir memenuhi rahimku yg sangat kehausan.

Crott…..Crott….Crott…. sluuuuuuuuuuuuur, keluarlah air pejuh penis Dika mengisi, mengalir derah dalam lobang-lobang rahimku yg dalam. Kami berpelukan erat, tubuh kami menempel ketat seakan tdk mau lepas. Hatiku sangat bahagia ketika air asmara menyirami, memenuhi seluruh rongga-rongga vaginaku, lubang rahimku terasanya kenyg oleh air pejuh penis perjaka.

“Makasih sayang. Penismu…. air perjakamu jadi milikku. Ya….. oookkhhh….hekh…… semprot……semprot vaginaku…….sirami rahimku.” Mataku terpejam kuat saat air pejuh itu mengalir deras.
“Ya….yaaa……. uhhhkk…… aachhhh. Terimalah air pejuhku.” Jawab Dika sambil menempel, memeluk erat tubuhku.

Akhirnya kami berdua tiduran, sementara mulut Dika tak henti-hentinya menyusu. Akhirnya kami tidur pulas, setelah dua jam menikmati perkawinan yg sangat nikmat dan membahagiakan.

Ketika anakku yg paling kecil menangis aku bangun duluan. Semestara Dika yg tidur disebelahku masih tidur mendengkur. Aku lihat batang penisnya sadah lembek, masih dipenuhi sisa-sisa pejuh kami yg sdh mengering. Aku bangun, pindah kamar menghampiri anaku dikamar sebelah yg sedang menangis.

Pagi hari sekitar jam 07.00, Dika masih tidur sangat pulas, tenaganya terkuras habis menggenjot tubuhku. Sedangkan anakku yg kecil sdh berangkat sekolah. Aku bergegas mandi, kusiram sekujur tubuhku dengar air sejuk, rasanya segar sekali, aku sabuni seluruh permukaan tubuhkku yg masih bahenol. Kuraba permukaan vaginaku yg masih bengkak akibat sodokan penis besar. Kuraba lagi permukaan susuku yg tampak bekas tanda-tanda merah bekas gigitan si Dika. Selesai mandi aku menyiapkan segelas air susu buat Dika. Aku kaget ketika dua telapak tangan meremas bongkahan pantatku.

“Sayang….., pagi ini kamu cantik sekali. Tubuhmu harum lagi.” Sapa anakku sambil melingkarkan dua tangannya dipinggang.
“Ya jelas…. dong, aku cantik kan buat kamu.” Jawabku mesra sambil membalikkan bada. “Tuh…. sana mandi dulu sayang, biar badanmu tambah segar.”
“Okay sayang, tp pengin dimandiin sama kekasihku yg cantik ini.” Jawab Dika sambil meremas susuku yg belum tertutup kutang.

Akupun menuruti permintaan Dika yg segera menuju kamar mandi. Akhirnya aku mandi lagi bersama Dika, kami saling menyiram, saling menyabuni. Karena rabaan-rabaan itu, nafsu kami bangkit lagi. Kembali terjadi hubungan kelamin kedua kalinya selama 3 jam. Hubungan kelamin antara aku dan anakku terus berjalan sampai Dikaku beristri.

 

Forum Bokep Investigasi Maya

Arena Post

Majalah Mesum

Selakang

Majalah Nets

AdaUsul

BeritaHangat

LaksanaBerita

Bolaku.Org

Sebatas Togel

Prediksi Bola Togel

Prediksi News

Genit


Viewing all articles
Browse latest Browse all 243

Trending Articles